PALANGKARAYA - Wakil Ketua DPRD Kota Palangkaraya, Nenie Adriati Lambung, mengungkapkan keprihatinannya atas kesenjangan pembangunan yang masih tera

FOTO: Wakil Ketua DPRD Kota Palangkaraya, Nenie Adriati Lambung
PALANGKARAYA – Wakil Ketua DPRD Kota Palangkaraya, Nenie Adriati Lambung, mengungkapkan keprihatinannya atas kesenjangan pembangunan yang masih terasa di berbagai wilayah di Kota Palangkaraya. Meskipun kota ini berkembang pesat, Nenie menilai bahwa perhatian terhadap wilayah pinggiran dan daerah yang lebih terpencil masih belum optimal, sehingga menciptakan ketimpangan yang signifikan antara pusat kota dan daerah lainnya. “Pembangunan yang merata adalah kunci untuk menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Palangkaraya. Jangan sampai hanya daerah pusat yang mendapatkan perhatian lebih, sementara wilayah pinggiran tertinggal,” ujar Nenie, Sabtu (16/11/2024) di Palangkaraya.
Nenie menambahkan bahwa sektor pembangunan yang perlu mendapat perhatian lebih adalah infrastruktur dasar, seperti jalan, air bersih, dan listrik, yang masih menjadi masalah utama di beberapa daerah di Palangkaraya. Di samping itu, layanan kesehatan dan pendidikan juga harus diperhatikan agar seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali di daerah pinggiran, dapat mengakses fasilitas yang setara. “Kesenjangan ini tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup masyarakat, tetapi juga potensi perkembangan ekonomi di daerah tersebut,” jelas Nenie.
Lebih lanjut, Nenie mengusulkan agar Pemkot Palangkaraya melakukan pendekatan berbasis data dalam merancang kebijakan pembangunan. Ia percaya bahwa setiap wilayah memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga program pembangunan harus disesuaikan dengan kondisi dan potensi setempat. “Pendekatan berbasis data akan memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan lebih tepat sasaran dan dapat memberi dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat,” katanya.
Anggota DPRD ini juga mengingatkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mencapai pemerataan pembangunan. Menurut Nenie, peran aktif sektor swasta melalui program CSR dapat membantu mempercepat pembangunan di daerah-daerah yang tertinggal, sementara masyarakat diharapkan dapat terlibat dalam kegiatan gotong royong untuk menciptakan perubahan yang lebih berkelanjutan. “Kolaborasi antara semua pihak sangat penting. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, sektor swasta dan masyarakat juga perlu dilibatkan dalam pembangunan yang merata,” tambahnya.
Nenie juga mengusulkan agar Pemkot memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk mempercepat proses pembangunan di daerah yang kurang berkembang. Dengan adanya akses internet yang semakin luas, pemerintah bisa memberikan pelatihan dan informasi secara daring (online) kepada masyarakat di daerah terpencil, meningkatkan kapasitas SDM, dan membuka peluang usaha baru. “Pendidikan dan pelatihan berbasis digital bisa menjadi solusi untuk mempersempit kesenjangan antara daerah pusat dan pinggiran. Pemanfaatan teknologi akan mempermudah masyarakat dalam mengakses berbagai layanan, termasuk layanan pendidikan dan kesehatan,” ujar Nenie.
Optimisme Nenie terhadap pemerataan pembangunan yang lebih baik di Palangkaraya cukup tinggi. Ia berharap, dengan perhatian yang lebih besar dari pemerintah, kolaborasi yang solid antar pihak terkait, serta pemanfaatan teknologi, Palangkaraya akan menjadi kota yang lebih inklusif, dengan pembangunan yang tidak hanya terpusat di satu wilayah saja. “Dengan pembangunan yang merata, kita akan menciptakan kualitas hidup yang lebih baik dan masyarakat yang lebih sejahtera,” tutup Nenie. (*)
COMMENTS