Bulog Mengaku Heran, Kenapa Beras Masuk ke Pasar Tak Dihitung

Bulog Mengaku Heran, Kenapa Beras Masuk ke Pasar Tak Dihitung

PALANGKA RAYA, LENSAKALTENG.COM - Badan Urusan Logistik (Bulog) Devisi Regional (Divre) Provinsi Kalteng mengaku heran, pasalnya beras bulog yang masu

Jaksa Agung Disambut Tarian Daerah dan Adat Potong Pantan
Gubernur Siapkan Langkah Strategis 100 Hari
Leonard S. Ampung Pimpin Rapat Satgas Penanganan Covid-19

PALANGKA RAYA, LENSAKALTENG.COM – Badan Urusan Logistik (Bulog) Devisi Regional (Divre) Provinsi Kalteng mengaku heran, pasalnya beras bulog yang masuk ke pasar tidak dihitung berapa yang masuk, pasar mana saja yang dimasukan?

Bulog mempertanyakan apakah beras yang masuk ke pasar-pasar tersebut ditung atau tidak? Ketika Bulog mengeluarkan beras sekian ton, harusnya beras yang masuk ke pasar tersebit dihitung berapa jumlahnya, di pasar mana saja. Jadi harus dipantau, ungkap Kepala Bulog Divre Kalimantan Tengah, Faizal ada acara Press Release Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) provinsi Kalteng, Selasa (2/10/2018).

Rilis TPID ini juga dipimpin oleh Asisten II Setda Provinsi Kalteng Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Nurul Eddy, didampingi
Kepala Biro Administrasi dan Perekonomian Setda Provinsi Kalteng, Lubis Rada Inin serta sejumlah pejabat SOPD terkait di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalteng.

Dijelaskannya lebih jauh, karena beras merupakan refleksi pemerintah, tapi tapi kalau tidak dihitung, percuma saja Bulog lakukan operasi pasar. Ketika harga beras naik, masyarakat akan bertanya dimana peran pemerintah dalam hal ini.

Seperti halnya, gula relatif stabil dan tidam memicu inflasi. Karena disana ada peran pemerintan dalam pendistribusianya, harga jual gula dari Bulog seharga Rp9.700/kg sangat terjangkah maskipun dijual lagi masih ada untung bagi pedagang, dan masyarakat tidak terlalu berat membelinya.

“Kalau gulaku harganya Rp15 rb/kg sampai ke konsumen, dari Bulog Rp12.500/kg supaya ada margin bagi pedagang kecil dan masyarakat juga merasa diuntungkan,” beber Faizal.

Dalam hal ini, Kabulog Faizal juga mengajak semua pihak baik itu TPID maupun pemerintah untuk bersama-sama mendudukan persoalan ini dan mencari solusi terbaiknya, artinya sama-sama memantau berapa jumlah beras bulog yang masuk ke pasar dan dimana saja, sehingga data yang kita miliki singkron dengan kondisi di lapangan. (Wan)

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0
error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: