LENSA KALTENG,KASONGAN- Kecamatan Mendawai dan Katingan Kuala sejak lama dikenal sebagai pusat atau lumbung padi Kabupaten Katingan. Hal itu dibuk
LENSA KALTENG,KASONGAN- Kecamatan Mendawai dan Katingan Kuala sejak lama dikenal sebagai pusat atau lumbung padi Kabupaten Katingan. Hal itu dibuktikan dengan tingginya produksi petani yang konsisten tiap tahunnya. Bukan tanpa kendala, belum adanya akses jalan ke luar daerah memaksa petani di wilayah Selatan itu menjual gabah dengan harga murah.
Bupati Katingan Sakariyas mengatakan, permasalahan tersebut bakal segera terjawab dengan hadirnya gudang pengumpul beras yang akan dibangun oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog).
“Pemerintah Kabupaten Katingan bersama Bulog rencananya akan membangun gudang beras di wilayah Selatan. Gudang itu nantinya akan menampung seluruh produksi padi petani kita di sana,” ungkapnya, Senin (27/11).
Menurutnya, dalam kesempatan awal pihak Perum Bulog bersedia mendirikan gudang beras, dengan syarat pemerintah daerah sanggup menyediakan lahan beberapa hektare untuk kepentingan pembangunan.
“Mereka (Bulog, red) siap membangunkan gudang tersebut tapi meminta pemerintah daerah yang menyiapkan lahannya. Saya rasa ini merupakan kerja sama yang sangat baik,” imbuhnya.
Darniansyah (48) warga Mendawai Kecamatan Mendawai mengatakan, saat ini para petani di wilayahnya belum mempunyai pilihan selain menjual kepada tengkulak. Konsekuensinya, harga jual gabah menjadi lebih murah.
“Hampir rata-rata petani kita di sana dimodali oleh tengkulak, terutama bibit dan pupuk. Tapi saat panen, para petani wajib menjual hasil padinya kepada mereka sekaligus melunasi pinjaman modal awal tersebut,” bebernya.
Bagi petani yang memiliki modal pas-pasan, tentu sangat terbantu dengan pinjaman tengkulak tersebut. Namun sebagian ada yang mengeluh, lantaran laba bersih yang didapat petani cukup sedikit.
“Jadi petani di sana juga merasa dilema, serba salah. Kalau memang nanti akan dibangun gudang bulog, saya berharap harga jualnya bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Jangan seperti yang sudah-sudah,” pungkasnya. (BS)
COMMENTS