LENSA KALTENG, KASONGAN-Warga sejumlah kecamatan di Kabupaten Katingan dibikin resah. Pasalnya, belakangan marak terjadi pencurian hewan ternak sapi
LENSA KALTENG, KASONGAN-Warga sejumlah kecamatan di Kabupaten Katingan dibikin resah. Pasalnya, belakangan marak terjadi pencurian hewan ternak sapi yang tidak dikandangkan. Masyarakat berharap pihak kepolisian dapat menyingkap kasus pencurian tersebut.
Kejadian terbaru berada di Keluarahan Pendahara Kecamatan Tewang Sangalang Garing, Selasa (14/11) malam. Sedikitnya lima ekor sapi dilaporkan hilang digondol maling.
Ketua DPD Partai Gerindra Marserius mengatakan, belum lama ini dirinya menerima pengaduan warga terkait kasus pencurian lima ekor sapi di Kelurahan Pendahara. Lokasinya berada di sebuah halaman di belakang SMPN 1 Tewang Sangalang Garing. Ternak merupakan milik Pak Nandara, Bapak Via dan Ulu.
“Hilangnya bersamaan pada malam hari, semuanya ada di satu tempat. Sebenarnya ada tujuh ekor, namun dua diantaranya lepas dan tidak sempat dicuri. Hidung sapi tempat pengikat tali robek. Diduga pelaku menggunakan truk untuk mengangkut hasil curian,” ungkapnya, Kamis (16/11).
Informasinya, kasus pencurian hewan ternak di sejumlah desa sudah berulang kali terjadi. Seperti sapi milik warga di Desa Tumbang Lahang dan Desa Telok Kecamatan Katingan tengah. Pencurian dengan modus serupa juga pernah dilaporkan terjadi di Desa Luwuk Kanan Kecamatan Tasik Payawan dan Desa Manduing Lama Kecamatan Pulau Malan.
“api yang dicuri sudah berumur dewasa dan berukuran cukup besar. Jika dijual, harga satu ekor bisa Rp 10 juta lebih. Kami minta pihak kepolisian segera menyikapi dan meringkus pelakunya karena sangat meresahkan masyarakat,” pintanya.
Tri Okta (22) warga Desa Manduing Lama mengatakan, beberapa bulan lalu masyarakat desa digemparkan dengan kasus pemotongan dua kaki ternak sapi. Diduga, itu merupakan ulah kawanan pencuri.
“Tangan dan kaki sapi sebelah kanan dipenggal. Agar tetap bisa berdiri, kedua kakinya sengaja ditopang dengan kayu,” tukasnya.
Kejadian itu baru diketahui saat pagi, tapi anehnya sepanjang malam sapi itu tidak meronta atau berteriak. Agar tidak mati sia-sia, sapi cacat tersebut kemudian ditukar tambah dengan sapi normal.
“Kebetulan ada warga yang mau melaksanakan hajatan perkawinan, akhirnya kedua piha sepakat tukar tambah dengan sapi normal. Sedangkan sapi yang cacat itu langsung disembelih,” pungkasnya. (BS)
COMMENTS